Friday 4 March 2016

Virus Relationship

Meskipun sempet sekolah di kejuruan analis kimia, gue nggak ngerti-ngerti amat tentang virus. Ada sih di mata pelajaran mikrobiologi. Tapi karena gue sering absen di kelas ini (kalo masuk pun jarang dengerin guru) jadinya nggak begitu ngerti sama dunia pervirusan. Selain kehidupan mereka kurang menarik bagi gue, nama-nama mereka juga ribet semua. Dibanding ngapalin nama virus biologi, gue masih lebih gampang ngapalin nama-nama karakter di film Naruto.

Tapi gue nggak bego-bego amat. Kalo ditanya soal virus, ada satu jenis virus yang gue pahami di dunia ini: virus relationship. Woyoi, hubungan asmara juga ada virusnya. Dan alhamdulillah, nama-nama virus jenis ini nggak terlalu ribet, seperti Pemberius Harapanus Palsus (PHP), Perusakus Hubunganus Orangus (PHO), Luarus Daerus Relationshipus (LDR), Harapanus Kosongus (Harkos), Kampretus Ganggus Melulus (Mantan), dan lain-lain.

Nah, ngomong-ngomong soal virus relationship, sebenernya ada banyak banget virus-virus yang bisa merusak hubungan asmara dua insan manusia. Sayangnya, kebanyakan dari kita (yang punya pacar, yang jomblo mah diem aja) suka kurang teliti sehingga virus-virus ini berhasil menembus sistem kekebalan hubungan. Dan tentu saja gejala-gejala yang ditimbulkan bisa sangat menganggu seperti mulai berkurangnya komunikasi, muncul prasangka buruk, diem-dieman selama beberapa hari, putus dengan cara yang bikin nyesek, atau bahkan yang paling parah: selingkuh.

Iya, menurut gue, diputusin itu masih jauh lebih terhormat daripada diselingkuhin.

***

Maka dari itu, teman-teman, di sini gue akan mencoba menjelaskan tiga jenis virus relationship yang harus dicegah sebelum mereka berhasil merusak hubungan kalian, terutama terjadinya perselingkuhan.

1. Curhat Ke Orang Yang Salah

Virus pertama ini termasuk virus internal karena mereka tumbuh di dalam diri kita. Secara fisik, virus jenis ini tidak bisa dilihat ataupun disentuh (ini virus atau mahluk gaib?) karena mereka mengendap di dalam otak manusia. Menurut penelitian yang gue lupa nama penelitinya, virus ini memiliki tingkat ancaman kelas menengah ke bawah, tapi di waktu-waktu tertentu bisa jadi ancaman kelas menengah ke atas.

Entah kita yang kurang imunisasi atau terlalu mudah terbawa suasana hati, virus jenis ini termasuk virus yang paling sering menyerang para kaum asmara. Sebenarnya nggak masalah kalo kita mencurahkan unek-unek hubungan dengan pacar ke orang lain untuk sekadar mencari solusi, yang jadi masalah itu kalo di antara pihak pertama dan pihak ketiga terjadi sebuah rasa.

Dalam beberapa kasus, biasanya pihak ketiga akan mulai merasakan empati saat pihak pertama terlalu sering mencurahkan isi hatinya. Karena kebanyakan mendengar kisah asmara yang menyedihkan dari pihak pertama, maka pihak ketiga pun merasa iba, dan berujung pada cinta. Sedangkan dari sisi pihak pertama, biasanya mereka akan merasa "nyaman" saat berbicara dengan pihak ketiga, karena apa yang dikatakan pihak ketiga terdengar lebih dewasa dan dapat memberikan sebuah rasa nyaman pada dirinya.

Gejala yang ditimbulkan oleh virus ini cenderung membuat pihak pertama menderita dilema. Dia akan membandingkan segala sesuatu yang ada di pacarnya dengan yang ada di pihak ketiga. Jika tidak segera diatasi maka efek yang akan terjadi adalah perselingkuhan.

Menurut akal hemat Haji Sanusi, cara terbaik mengatasi virus ini adalah menyelesaikan setiap masalah dalam hubungan hanya dengan orang yang bersangkutan. Jika kalian memiliki konflik asmara dengan pacar, maka selesaikan dengan pacar kalian. Kalo situasinya tidak memungkinkan dan kalian terpaksa membutuhkan bantuan pihak ketiga, cobalah bercerita secukupnya saja. Setelah mendapat solusi, segera laksanakan dan berhenti untuk cerita-cerita lagi.

Namun bagaimanapun juga, tetap direkomendasikan untuk menyelesaikan masalah dengan pacar sendiri. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, maka diskusi adalah jalan terbaik untuk menangani masalah yang sedang dialami.

2. Merespons Semua Orang

Lanjut ke virus nomor dua, virus jenis ini tergolong virus yang sangat ganas. Belum bisa dipastikan apa saja gejala yang ditimbulkan oleh virus ganas ini, tapi dampaknya memang sudah dirasakan oleh banyak orang. Beberapa ahli psikologi ternama seperti Nanang Modif menyimpulkan, "Virus ini dikategorikan ganas justru karena gejalanya yang tidak bisa dideteksi tapi memiliki dampak yang bisa bikin frustasi."

Memang terdengar sulit untuk tidak merespons orang, terlebih jika kita termasuk tipikal yang nggak tegaan. Masalahnya, virus ini sangat kontra dengan kecemburuan. Masalahnya lagi, cemburu itu salah satu pemicu terjadinya pertengkaran.

Dalam sebuah seminar "How To Romantis Tapi Realistis" yang dibawakan oleh Dadang Muhidin, beliau berkata, "Kita harus bisa menerima fakta bahwa kita tidak bisa selalu membahagiakan semua orang." Karena di beberapa kondisi, untuk membahagiakan seseorang saja kita bisa mengecewakan orang lain.

Tapi bagi beberapa orang yang sudah terserang virus ini secara kronis, merespons semua orang bukan sebuah sikap nggak tegaan lagi, tapi sudah menjadi sebuah kebiasaan. Semacam bangga dan merasa punya banyak fans gitu.

Seorang ahli kesehatan yang bernama Agus Wortol menyarankan untuk tidak selalu merespons semua orang. Namun jika memang harus direspons, jangan terlalu berlebihan. Karena sesungguhnya, mereka tidak akan baper kalo kita nggak caper.

3. Banyak Ekspetasi

Memang nggak salah punya banyak khayalan atau angan-angan yang indah dalam sebuah hubungan. Yang salah itu saat kita nggak bisa menerima kenyataan. Nah, virus jenis ini tergolong dalam virus kelas recehan. Gejala yang ditimbulkan sangat tidak mengancam terjadinya kerusakan, namun jika dibiarkan tetap saja dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal.

Menurut Desi Spakbor, seorang filosofi dunia, "Ada banyak inspirator yang bisa mengajarkan kita cara cepat meraih keberhasilan. Namun, jarang sekali ada seorang motivator yang mengajarkan kita cara menghadapi kegagalan." Dari pemikiran itu, dapat disimpulkan bahwa ekspetasi yang terlalu tinggi juga tidak baik. Apalagi jika kita tidak bisa menerima kenyataan saat semua ekspetasi gagal diwujudkan.

Gejala yang ditimbulkan dari virus ini hanya hal-hal sepele seperti: sering melamun, merasa menyesal dan salah pilih pasangan, dilema antara putus atau nyeduh racun tikus, dan berbagai macam hal tidak berguna lainnya. Meskipun gejalanya memang terlihat biasa saja, namun ketika tidak ada tindakan untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, para korban akan mulai semakin absurd.

Saran terbaik yang dianjurkan oleh Agus Kornering untuk mengatasi virus ini adalah kurangi mengharapkan hal-hal yang jauh dari kenyataan. Misalnya, jangan berharap memiliki sosok pacar yang sempurna. Karena di dunia ini memang tidak ada manusia yang sempurna. Untuk mendapatkan kebahagiaan tidak harus dari pacar yang sempurna kok. Toh bahagia itu Tuhan yang ngatur, kita yang jalanin, mantan yang rusakin. *eh, gimana-gimana?*

Well, itulah ketiga virus relationship yang bisa merusak hubungan kalian. Sebenarnya masih ada beberapa yang lainnya sih, tapi mereka tidak terlalu buruk untuk hubungan kita. Misalnya berantem, virus jenis ini bisa memberikan efek baik karena semakin sering berantem, kita akan semakin saling mengerti satu sama lain. Iya, mengerti kalo dia emang bapuk dan nggak pantes dipacarin. Hehehe.

0 comments

Post a Comment